Rp 8 Miliar Sepekan, Dermaga II Nganggur

28 07 2009

Pembangunan Dermaga II Pelabuhan Kamal sebagai upaya pelayanan penyeberangan lintas Ujung-Kamal mubadzir alias sia-sia. Buktinya, dermaga yang baru beroperasi tiga bulan lalu itu belum dinikmati pengguna jasa penyeberangan secara memadai.

Informasi yang dihimpun koran ini, dermaga yang menghabiskan anggaran sedikitnya Rp 8 miliar itu pengoperasiannya terkesan dipaksakan. Berbagai upaya dilakukan untuk menyiasati agar dermaga yang bermasalah dengan panjang main bridge (jembatan utama) itu dapat disandari feri.

Alhasil, belum genap sepekan dermaga yang kini awalnya berada di timur dermaga barat beroperasi, kendala tidak hanya terlihat pada proses bongkar muat kapal yang mensesuaikan dengan kondisi geografis. Jalan menuju trestle (jembatan beton) juga ambles.

Renovasi pun dilakukan. Sayangnya, seiring dengan rampungnya masa perbaikan di dermaga yang belum diserahkan Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim pada PT ASDP itu, pengguna jasa penyeberangan feri mulai susut.

Staf teknik PT ASDP Kamal Yoyo Sutarjo saat dikonfirmasi koran ini enggan berkomentar terkait mubadzirnya pembangunan dermaga yang sekarang hanya dijadikan tempat sandar bagi kapal. “Kalau ASDP tidak berwenang mengomentari. Yang berwenang penuh kan Dishub Jatim karena dermaga itu (Dermaga II, Red) belum diserahkan ke ASDP,” ujarnya.

Dijelaskan, ASDP sebagai eksekutor lapangan hanya dapat menginformasikan terkait dengan dampak beroperasinya jembatan senilai Rp 4,5 triliun tersebut. Dengan berkurangnya muatan yang cukup signifikan itu berdampak pada jumlah kapal yang dioperasikan dan dermaga.

Sementara, Pengawas Proyek Pembangunan Dermaga II Dishub Jatim Udin membantah jika pembangunan jembatan yang hanya dimanfaatkan para pemancing. Menurutnya, pembangunan jembatan dengan sistim penggerak mini elektrik disesuaikan dengan planning pembangunan.

“Jembatan itu kan hanya untuk kapal dengan karakter kecil. Jadi pengoperasiannya juga disesuaikan. Kendala pengoperasian juga bukan karena jembatan utamanya yang kurang panjang. Hanya, memang sangat dipengaruhi pasang surutnya air laut” dalihnya.

Ditanya anggaran pembangunan jembatan yang pembayaraannya dicicil dalam beberapa priode APBD Jatim, Udin tidak memastikan. Menurutnya, baik nilai anggaran dan kesan lambannya penyelesaian dermaga bukan kewenangannya.

“Saya hanya staf Dishub Jatim yang ditugaskan untuk mengawasi proyek pembangunan Dermaga II. Kalau untuk detail terkait itu (nilai anggaran dan lambannya penyelesaian, Red) tanyakan langsung ke pimpinan,” katanya.

Sumber: http://jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=104191


Aksi

Information

Tinggalkan komentar