Wapres Kritik Negara Teluk

29 07 2009

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengkritik negara-nega­ra Islam kaya di Jazirah Arab yang dia nilai ikut bertanggung jawab dalam aksi-aksi terorisme di negara-negara Islam sedang berkembang. Menurut Kalla, maraknya terorisme di Pakistan, Bangladesh, Indonesia, dan negara-negara Islam dunia ketiga disebabkan oleh masalah kemiskinan serta belum tegaknya keadilan di Palestina.

Yusuf Kalla, Wakil Presiden RI

Yusuf Kalla, Wakil Presiden RI

Bila dua masalah tersebut tidak diatasi, aksi-aksi terorisme di seluruh dunia tidak pernah bisa dihentikan walaupun tokoh-tokoh sentral teroris ditangkap atau dihukum mati. “Tugas dunia Islam memastikan dua masalah ini diatasi. Tentu bukan dengan seminar, tapi dengan langkah konkret dari dunia Islam sendiri,” tutur Wa­pres ketika membuka seminar pra­kongres Pemimpin-Pemimpin Du­nia Islam (World Islamic People’s Leadership/WIPL) di Jakarta kemarin (27/7).

Bom yang meledak di Jakarta dan aksi teroris di Mumbai, India, beberapa waktu lalu, menurut Kalla, adalah sedikit bukti pemberantasan terorisme dengan jalur kekerasan yang diprakarsai negara-negara Barat gagal total. “Bom itu mungkin hanya dibuat dengan biaya USD 70-USD 100 (sekitar Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta). Tapi, kerugian yang diakibatkannya USD 7 miliar-USD 10 miliar,” kata JK kepada duta besar-duta besar negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan anggota WIPL itu.

Pemerintah Indonesia, tutur Wapres, terus berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Namun, menurut dia, usaha itu dihancurkan sendiri oleh negara-negara Teluk dengan meningkatkan harga minyak dunia hingga USD 140 per barel. Harga minyak itu membuat kantong negara-negara Islam di Teluk menggembung. Namun, di lain pihak, negara-negara Islam di dunia ketiga bangkrut.

“Ketika harga minyak USD 140, apa yang terjadi pada dunia Islam? Sekitar 70-80 persen rakyatnya hidup dalam kekurangan. Si sisi lain, 20 persen dunia Islam menikmati kemakmuran dan kemewahan. Lantas, apakah yang 20 persen itu membagi kesejahteraan pada 80 persen sisanya? Apakah mereka membayar zakat untuk dibagikan pada rakyat dunia ketiga? Saya kira, tidak,” tandasnya.

Kalla menegaskan, kalau ingin membuat dunia Islam bersatu, tidak ada jalan lain selain seluruh negara Islam dan negara-ne­gara berpenduduk mayoritas muslim membuat kesetaraan dalam kese­jahteraan bersama. “Bila sistem ekonomi syariah diterapkan, tidak mungkin ada bubbles ekonomi yang membangkrutkan seluruh dunia. Kalau ingin mengubah wajah dunia Islam, ubahlah dulu diri Anda dan negara Anda sendiri,” ujarnya.

Sumber: http://jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=82660


Aksi

Information

Tinggalkan komentar